Penggunaan Alat Hitung Respon Hadirin Dalam Berkomunikasi
Keterlibatan penonton merupakan kunci utama penyampaian pesan komunikasi. Dalam dunia interaktif, pesan harus dapat disampaikan dan ditanggapi secara langsung oleh setiap anggota komunikasi. Akan tetapi makna pesan juga bergantung pada konteks fisik, ruang dan waktu. Sehingga hal penting yang menjadi dasar hadirnya teknologi alat hitung respon hadirin adalah berdasarkan bagaimana orang-orang yang berkomunikasi pada situasi yang sama akan mengirim dan menerima pesan pada saat yang sama pula sehingga respon mereka dapat segera diukur. Komunikasi merupakan perpaduan antara sistem internal dan eksternal. Lingkungan, objek dan persepsi atas lingkungan akan mempengaruhi komunikasi dan cara berperilaku. Ketika seseorang dapat langsung terlibat mengkomunikasikan suaranya karena adanya dukungan lingkungan dan sarana maka akan meningkatkan keinginan mereka untuk terus terlibat. Winston Churchill mengatakan bahwa kenyamanan peserta komunikasi dipengaruhi oleh kenyamanan untuk berinteraksi di ruangan dimana peserta berada. Hubungan pembicara dengan pendengar dalam satu ruangan juga akan bergantung pada pengaturan penggunaan fasilitas, terutama teknologi. Dorongan utama dalam penciptaan alat hitung respon hadirin datang dari problem komunikasi dan kontrol pengembangan komunikasi secara efektif dan efisien yang membutuhkan kecepatan penghitungan dan pemberitaan respon langsung dari para penonton yang berada pada lokasi dimana kegiatan pertukaran informasi berlangsung.
Perkembangan Alat Hitung Respon Hadirin
Sejak tahun 1960-an, sejumlah perusahaan telah memperkenalkan sistem penghitung respon hadirin. Circa 1966, melakukan studi mengenai hadirin di Institut Hollywood, California. Ia membangun sistem analog ARS (Audience Response System) untuk mengevaluasi respon hadirin di teater. Penelitian dilakukan dengan memberikan tiket gratis pada penonton teater. Setiap responden yang datang akan mengisi kuisioner berupa alat yang dapat digenggam dan memiliki tombol kendali. Tombol sebelah kiri menyatakan setuju dan tombol kanan tidak setuju. Berdasarkan penelitiannya, ARS berhasil menghubungkan penonton untuk terlibat langsung dengan pertanyaan yang diajukan oleh lembaga yang mengadakan kegiatan. Pada tahun 1976, teknologi komunikasi ini berkembang menjadi sistem yang lebih kompleks dimana pada alat kendali terdapat pilihan nomor, kabel penghubung dan tiga lampu; berwarna merah, kuning, dan hijau. Pertanyaan diajukan secara verbal oleh pembawa acara selanjutnya penonton akan menekan tombol nomor yang tersedia dari 0 hingga 10. Selain itu terdapat pilihan jawaban berupa warna. Jika penonton setuju dengan pernyataan maka lampu hijau akan menyala. Jika tidak, baik lampu kuning atau lampu merahlah yang akan menyala, tergantung pada tingkat ketidaksetujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar